MAKALAH
TEORI AKUNTANSI
“Struktur Teori
Akuntansi”
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK
ACCOUNTING
Akbar Arsyad
Indah Sari
Lestari
Nada
JURUSAN
AKUNTANSI
STIE
Muhammadiyah Palopo
Tahun Ajaran
2016/2017
KATA
PENGANTAR
Segala puji syukur terhadap kehadirat Allah SWT karena atas
kekuasaan-Nya Kami diberi nikmat sehat dan nikmat akal. Sholawat serta salam
juga tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya
hingga akhir zaman. Amin.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara materil maupun secara non materil. Makalah ini berjudul
“Struktur Teori Akuntansi”, disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori
Akuntansi.
Semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
dijadikan sebagai referensi dalam belajar para mahasiswa ataupun para pembaca.
Penyusun juga meminta maaf apabila ada kekurangan ataupun kesalahan dalam
penulisan dan pembahasan materi yang tidak lengkap ataupun kurang penjelasan.
Palopo,
03 Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................... 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 5
A. Sifat Struktur Teori Akuntansi .......................................................................
5
B. Tujuan Laporan Akuntansi ............................................................................
5
C. Sifat Postulat Akuntansi ...............................................................................
10
D. Postulat-Postulat Akuntansi .........................................................................
10
E. Konsep-Konsep Teoritis Akuntansi .............................................................
13
F. Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi ...................................................................
15
G. Standar (Teknik) Akuntansi..........................................................................
16
BAB III PENUTUP...................................................................................................
19
A. Kesimpulan ................................................................................................ 19
B. Kritik dan Saran ......................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Apresiasi penuh pada lingkup akuntansi sekarang dan
masa mendatang tergantung pada pemahamanteknik akuntansi maupun struktur teori
akuntansi di mana teknik diturunkan. Pengembangan struktur teori akuntansi
untuk memberikan justifikasi yang lebih baik pada aturan-aturan dan
teknik-teknik yang telah ada dimulai dengan pengujian yang dilakukan
oleh Paton tentang pondasi dasar akuntansi.
B.
RUMUSAN MASALAH
a.
Bagaimana sifat struktur
teori akuntansi ?
b.
Apakah tujuan
laporan akuntansi ?
c.
Seperti apa sifat
postulat akuntansi itu ?
d.
Apa postulat-postulat
akuntansi ?
e.
Apakah konsep-konsep
teoritis akuntansi ?
f.
Seperti apakah
prinsip-prinsip dasar akuntansi ?
g.
Apa saja standar
(teknik) dari akuntansi ?
C.
TUJUAN PENULISAN
a.
Untuk mengetahui
materi tentang struktur teori akuntansi
b.
untuk memenuhi
tugas dari Dosen yang bersangkutan
BAB II
PEMBAHASAN
A. SIFAT
STRUKTUR TEORI AKUNTANSI
Pendekatan dan metodologi apa pun yang digunakan dalam penyusunan teori
akuntansi (deduktif atau induktif, normatif atau deskriptif), kerangka acuan
yang dihasilkan didasarkan pada serangkaian elemen dan hubungan yang mengatur
pengembangan teknik akuntansi.
Struktur teori akuntansi terdiri dari beberapa elemen-elemen berikut ini :
1.
Pernyataan
tujuan laporan keuangan.
2.
Pernyataan
postulat dan konsep teoritis akuntansi yang terkait dengan asumsi-asumsi
lingkungan dan sifat unit akuntansi. Postulat dan konsep teoritis diturunkan
dari pernyataan tujuan.
3.
Pernyataan
tentang prinsip-prinsip dasar yang didasarkan pada postulat dan konsep
teoritis.
4.
Batang tubuh
teknik-teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi.
Empat elemen
teori akuntansi yang ada, yaitu:
1.
Postulat
akuntansi
2.
Konsep-konsep
teoritis akuntansi
3.
Prinsip-prinsip akuntansi
4.
Standar (teknik) akuntansi
B. TUJUAN
LAPORAN KEUANGAN
Berikut adalah rumusan tujuan laporan keuangan yang telah dijabarkan oleh
AAA, APB, dan FASB :
1. ASOBAT
American Accounting
Association (AAA) adalah sebuah organisasi akuntan pendidik yang bergungsi
memfasilitasi dalam pendidikan akuntansi dan memperlajari serta mengomentari
masalah-masalah yang terkait dengan standar akuntansi.
Pada tahun 1966, AAA menerbitkan AStatement of Basic Accounting Theory (ASOBAT)
yang berisi tentang rumusan tujuan akuntansi, yaitu :
a. Membuat
keputusan mengenai penggunaan sumber daya yang terbatas dan menentukan sasaran
serta tujuan dari penggunaan sumber daya tersebut.
b. Mengarahkan
dan mengendalikan sumber daya manusia dan factor produksi lainnya secara
efektif.
c. Memelihara
dan melaporkan pengamanan atas sumber daya (Aktiva).
d. Memfasilitasi
fungsi dan pengendalian social.
2. APB
Statement No. 4
Accounting Principles Board
(APB)
dibentuk oleh AICPA pada tahun 1959. Tujuan utama dari APB adalah mengajukan
rekomendasi secara tertulis mengenai prinsip akuntansi, menentukan praktek
akuntansi yang tepat, dan mempersempit celah perbedaan-perbedaan yang ada serta
ketidak-konsistenan yang terjadi dalam praktek akuntansi saat itu.
Pada tahun 1970, APB menerbitkan Statement No. 4 yang
berjudul “Basic Concepts and
Accounting Principles Underlying Financial Statement Of Business Enterprises”. Laporan
ini berisi tentang tujuan khusus dan tujuan umum laporan keuangan.
a. Tujuan khusus laporan keuangan menurut APB Statement
No. 4 adalah menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi
keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum (GAAP).
b.
Tujuan Umum laporan keuangan menurut APB Statement No.
4 adalah :
c. Memberikan informasi yang terpecaya tentang sumber
daya ekonomi (Aktiva) dan kewajiban perusahaan, dengan maksud :
d.
Untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan.
e.
Untuk menunjukkan posisi keuangan da investasi
perusahaan.
f.
Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi
kewajibannya.
g.
Menunjukkan kemampuan sumber daya yang ada untuk pertumbuhan
perusahaan.
h. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber
kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba, dengan
maksud :
i.
Memberikan gambaran tentang jumlah deviden yang
diharapkan pemegang saham.
j. Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban kepada supplier, kreditur, pegawai, pemerintah dan kemampuannya dalam
mengumpulkan dana untuk kepentingan ekspansi perusahaan.
k. Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan
dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengendalian.
l.
Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba jangka panjang.
m. Memungkinkan
untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilakan laba.
n. Memnerikan informasi lainnya tentang perubahan aktiva
dan kewajiban.
o.
Mengungkapkan informasi yang relavan lainnya yang
dibutuhkan para pemakai laporan.
3. Trueblood
Committee Report
Untuk menyusun konsep yang menjelaskan tentang tujuan
laporan keuangan, Presiden AICPA saat itu (Marsall S. Amstrong) pada tahun 1971
membentuk tim perumus tujuan laporan keuangan, yang dikenal dengan nama Trueblood Committee. Tim ini pada
tahun 1973 berhasil merumuskan tujuan laporan keuangan, yang dimuat dalam
sebuah laporan yang berjudul ”Objectives
of Financial Statement”. Dalam laporan ini dirumuskan bahwa tujuan
laporan keuangan adalah :
a. Tujuan dasar laporan keuangan adalah memberikan
informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan ekonomi.
b.
Melayani pemakai umum yang memiliki wewenang,
kemampuan, atau sumber daya yang terbatas untuk memperoleh informasi dan
pihak-pihak yang mengandalkan laporan keuangan sebagai sumber informasinya
mengenai aktivitas ekonomi perusahaan.
c. Memberikan informasi yang berguna bagi investor dan
kreditur untuk pemakai untuk memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi potensi
arus kas berdasarkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian lainnya.
d.
Memberikan informasi kepada pemakai untuk memprediksi,
membandingkan, dan mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba.
e.
Memberikan informasi yang berguna untuk menilai kemampuan
manajemen dalam memanfaatkan sumber daya perusahaan secara efektif dan mencapai
tujuan utama perusahaan.
f.
Memberikan informasi yang factual dan dapat
diinterprestasikan mengenai transaksi dan peristiwa lainnya, yang diharapkan
dapat berguna untuk memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba.
g.
Memberikan laporan tentang posisi keuangan perusahaan,
yang diharapkan dapat berguna untuk prediksi, membandingkan, dan mengevuasi
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba.
h. Memberikan laporan tentang laba periode (berkala),
yang diharapkan dapat berguna untuk prediksi, membandingkan, dan mengevuasi
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba.
i. Memberikan laporan tentang aktivitas keuangan
perusahaan, yang diharapkan dapat berguna untuk prediksi, membandingkan, dan
mengevuasi kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba.
j.
Memberikan informasi yang berguna untuk proses
peramalan.
k. Tujuan laporan keuangan bagi organisasi pemerintah dan
organisasi yang bukan pencari laba adalah untuk memberikan informasi yang
berguna dalam mengevaluasi aktivitas pengelolaan sumber daya dalam mencapai
tujuan organisasi.
l.
Melaporkan aktivitas perusahaan yang mempengaruhi
lingkungan social (masyarakat sekitar).
4. SFAC No. 1
dan No. 4
FASB merupakan organisasi sector swasta yang
bertanggung jawab dalam pembentukan standar akuntansi di Amerika saat ini. FASB
didirikan pada tahun 1973, menggantikan APB.
Pada tahun 1976, FASB mulai mengembangkan kerangka
kerja konseptual yang menjadi dasar bagi penetapan standar akuntansi dan
pemecahan masalah kontroversi pelaporan keuangan. Fungsi utama FASB adalah
menpelajari masalah akuntansi terkini dan menetapkan standar akuntansi. FASB
juga menerbitkan Statement of
Accounting Concepts (SFAC) yang memberikan kerangka kerja konseptual
dimana memungkinkan untuk dikembangkannya standar akuntansi khusus.
Pada tahun 1978, FASB menerbitkan SFAC No. 1 yang
berjudul “Objectives of Financial
Reporting by Business Enterprises”. Laporan ini memuat tentang
rumusan tujuan laporan keuangan untuk organisasi pencari laba (profit Organization), yaitu :
a.
Memberikan informasi yang berguna bagi investor,
kreditur, dan pemakai lainnya dalam membuat keputusan secara rasional mengenai
investasi, kredit dan lainnya.
b. Memberikan informasi untuk membantu investor atau
calon investor dan kreditur serta pemakai lainnya dalam menentukan jumlah,
waktu, dan prospek penerimaan kas dari deviden atau bunga dan juga penerimaan
dari penjualan, piutang, atau saham, dan pinjaman yang jatuh tempo.
c.
Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva)
perusahaan, klaim atas aktiva, dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan keadaan
lain terhadap aktiva dan kewajiban.
d.
Memberikan informasi tentang kinerja keuangan
perusahaan selama satu periode.
e. Memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan
mendaparkan dan membelanjakan kas, tentang pinjaman dan pengembaliannya,
tentang transaksi yang mempengaruhi modal termasuk deviden dan pembayaran
lainnya kepada pemilik, dan tentang factor-faktor yang mempengaruhi likuiditas
dan solvabilitas perusahaan.
f. Memberikan informasi tentang bagaimana manajemen
perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada pemilik atas
penggunaan sumber daya (aktiva) yang telah dipercayakan kepadanya.
g. Memberikan informasi yang berguna bagi manajer dan
direksi dalam proses pengambilan keputusan untuk kepentingan pemilik
perusahaan.
Pada tahun 1980, FASB No. 4 yang
berjudul “Objectives of Financial
Reporting by Non-Business Organization” . Laporan ini memuat tentang
rumusan tujuan keuangan untuk organisasi yang bukan pencari laba (non-profit organization), yaitu :
1. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan mengenai
alokasi seumber daya (aktiva) perusahaan.
2.
Untuk menilai kemampuan organisasi dalam memberikan
pelayanan kepada public.
3.
Untuk menilai bagaimana manajemen melakukan pembiayaan
dan investasi.
4.
Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva),
kewajiban, dan kekayaan perusahaan, serta perubahannya.
5.
Memberikan informasi tentang kinerja organisasi.
6. Memberikan informasi tentang kemampuan organisasi
dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya.
7.
Memuat penjelasan dan penafsiran manajemen.
C. SIFAT
POSTULAT AKUNTANSI
Dalam teori
akuntansi kita sering dibingungkan oleh istilah-istilah yang agak mirip, tetapi
mempunyai arti yang berbeda seperti istilah : aksioma, postulat, konsep,
convention, generalization, praktik, prosedur, prinsip, standar, norma, dll.
Kebingungan seperti itu dapat dihindari dengan mempertimbangkan penyusunan
struktur teori akuntansi secara deduktif, proses interaktif di mana tujuan
akuntansi menyediakan dasar untuk postulat dan konsep teoritis dari mana
teknik-teknik diturunkan.
1. Postulat akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya sendiri atau disebut
juga aksioma yang sudah diterima kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan
yang menggambarkan lingkungan
ekonomi, politik, sosiologi dan hokum di suatu tempat dimana akuntansi itu beroperasi.
2. Konsep teoritis akuntansi adalah pernyataan yang tidak memerlukan pembuktian atau aksioma,
juga berterima umum berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan laporan
keuangan, yang menggambarkan sifat entitas akuntansi yang beroperasi dalam
ekonomi bebas yang dikarakteristikkan oleh kepemilikan pribadi atas kekayaan.
3. Prinsip
akuntansi adalah aturan keputusan umum,
yang diturunkan baik dari tujuan dan konsep teoritis akuntansi yang mengatur
pengembangan teknik-teknik akuntansi.
4. Teknik (standar) akuntansi adalah aturan spesifik yang diturunkan dari prinsip akun-akuntansi untuk memperlakukan transaksi atau peristiwa tertentu yang dihadapi
oleh entitas akuntansi.
D. POSTULAT – POSTULAT AKUNTANSI
1. Postulat
Entitas (Entity)
Akuntansi
mencatat hasil kegiatan operasi dari suatu entity (lembaga atau perusahaan)
yang terpisah dan dibedakan dari pemilik. Menurut konsep ini kita bisa menyusun
laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan pemakainya, maka setiap perusahaan
dianggap sebagai uni akuntansi yang terpisah dari pemiliknya.
Berdasarkan
pengertian ini maka yang menjadi objek dan perhatian dari akuntansi yang
dimasukkan ke dalam laporan keuangan adalah kejadian yang dialami oleh lembaga
atau perusahaan dan bukan merupakan gabungan dengan pribadi pemiliknya. Konsep
ini disebut dengan firm oriented.
Dari sisi
lain konsep entity ini dilihat dari kepentingan ekonomi dari beberapa konsumen
laporan keuangan suatu entity bukan dari kegiatan administrasi lembaga tadi.
Pengertian ini disebut dengan user oriented.
Dalam konsep ini yang menjadi perhatian dalam penyusunan
laporan keuangan adalah para pemakainya.
Informasi apa yang diinginkan pemakai itulah yang dilaporkan dalam laporan
keuangan . Untuk mengetahui apa yang diinginkan para pemakai laporan, perlu
diketahui :
§ Kepentingan
para pemakai laporan
§ Sifat-sifat
dari para pemakai laporan
Contoh yang paling jelas di sini adalah Akuntansi Sosial, Akuntansi
Lingkungan, Akuntansi SDM, dll. Dalam bidang ini yang menjadi dasar bertolak
adalah apa yang diinginkan oleh para pemakai laporan keuangan dan bukan tentang
apa maunya teori akuntansi.
2. Postulat
Kelangsungan Usaha (going
concern)
Postulat kelangsungan usaha, atau postulat kontinuitas, menyatakan bahwa
entitas akuntansi akan terus beroperasi untuk melaksanakan projek, komitmen,
dan aktivitas yang sedang berjalan. Postulat mengasumsikan bahwa perusahaan
tidak diharapkan untuk dilikuidasi dalam masa mendatang yang dapat diketahui
dari sekarang atau bahwa entitas akan terus beroperasi untuk periode waktu yang
tidak tertentu.
Postulat ini
memberikan pembenaran terhadap penilaian asset secara historical cost dan book
value bukan current value atau liquidation value. Dalam asumsi ini seolah
dinyatakan bahwa nilai atau harga yang terdapat dalam laporan keuangan
didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan
ini tidak akan dilikuidasi atau dijual sehingga nilai dari asset atau utang
dari perusahaan yang akan dibubarkan. Tentu pada kenyatannya, nilai aset pada
perusahaan yang sudah berhenti dan mennunggu akan dibubarkan umumnya berbeda atau jauh lebih rendah dari perusahaan yang
masih terus beroperasi dan lancar. Postulat ini juga membenarkan metode alokasi
akuntansi seperti pembebanan penyusutan, penyisihan, konsep konservatisme
maupun amortisasi selama masa penggunaannya tau selama perusahaan berjalan.
Postulat
going concern ini juga dapat dipergunakan untuk mendorong agar manajer bersikap
forward looking, melihat jauh ke depan dan investor pun dengan pemahaman ini
diharapkan ia akan bersedia menanamkan modalnya dalam perusahaan dalam jangka
waktu yang lama atau terus menerus agar
ia mendapatkan value added dari kinerja
perusahaan.
3. Postulat
unit pengukur (Unit Of
Measure)
Postulat
ini, yang disebut juga monetery unit postulate menganggap bahwa setiap
transaksi harus diukur dengan suatu alat ukur atau alat tukar yang seragam.
Alat ukur yang dipakai dalam akuntansi adalah alat ukur moneter. Postulat ini
menimbulkan 2 keterbatasan yaitu :
§ Akuntansi
terbatas pada pemberian informasi dalam satuan moneter tanpa mencatat informasi
non moneter lainnya yang relevan. Sehingga akuntansi dianggap hanya
menginformasikan sebatas : kuantitatif, formal, terstruktur, dapat diaudit,
angka-angka dan berorientasi pada masa lalu.
Informasi
non akuntansi dianggap kualitatif, informal, penjelasan, tidak dapat diaudit dan
berorientasi pada masa depan. Namun para ahli pada saat ini teus berupaya agar
informasi yang diberikan oeh akuntansi keuangan dapat memasukkan aspek
kualitatif melalui berbagai instrumen laporan.
§ Unit moneter
itu sendiri sifatnya berfluktuasi tergantung pada kemampuan daya beli. Pada
kenyataannya, daya beli itu tidak stabil karena termakan oleh inflasi sehingga
informasi keuangan yang disajikannya akan kehilangan relevansi.
4. Postulat
Periode Akuntansi
Meskipun postulat kelangsungan usaha menyatakan bahwa
perusahaan akan tetap ada untuk periode waktu yang tidak terbatas, pemakai
meminta berbagai informasi tentang posisi keuangan dan kinerja perusahaan untuk
membuat keputusan jangka pendek. Sebagai tanggapan terhadap kendala yang
disebabkan lingkungan pemakai, postulat periode akuntansi menyatakan bahwa
laporan keuangan yang menggambarkan perubahan dalam kesejahteraan perusahaan
seharusnya diungkapkan secara periodik.
Panjangnya periode waktu dapat bervariasi tetapi
hukum pajak penghasilan yang mensyaratkan penentuan income dengan dasar tahunan
dan praktik bisnis tradisional, menggunakan periode normal satu tahun. Meskipun
kebanyakan perusahaan menggunakan periode akuntansi yang terkait dengan tahun
kalender, beberapa perusahaan menggunakan tahun fiskal atau tahun bisnis
alami". Bila siklus bisnis tidak berhubungan dengan tahun kalender akan
lebih bermanfaat untuk mengakhiri periode akuntansi ketika aktivitas bisnis
telah mencapai titik terendah.
Karena kebutuhan akan informasi yang tepat
waktu, relevan dan sering, kebanyaka perusahaan juga menerbitkan laporan
interim yang menyediakan informasi keuangan triwulanan atau bulanan. Studi
empiris tentang reaksi pasar modal atas penerbitan laporan interim dan
dampaknya terhadap keputusan investasi pemakai mengindikasikan kegunaan laporan
interim. Untuk menjamin kredibilitas laporan interim, Accounting Principles
Board menerbitkan APB Opinion No.28, yang mensyaratkan laporan interim
seharusnya didasarkan pada prinsip akuntansi dan praktik yang sama dengan yang
digunakan dalam pembuatan laporan tahunan.
E. Konsep-konsep
Teoritis Akuntansi
1. Teori
Proprietary/Teori Kepemilikan
Menurut teori proprietary, entitas sebagai “agen”, perwakilan atau susunan melalui wirausahawan individual atau pengoperasi
pemegang saham". Sudut pandang kelompok pemilik sebagai pusat kepentingan
terefleksi dalam cara memelihara catatan akuntansi dan membuat laporan
keuangan. Tujuan utama teori proprietary adalah untuk menentukan dan menganalisis
kekayaan bersih pemilik, dengan persamaan akuntansi:
Aset - Utang = Ekuitas Pemilik.
Persamaan ini dibaca : pemilik
memiliki aset dan sekaligus memiliki kewajiban, sehingga kekayaan bersihnya
adalah kekayaan perusahaan dikurangi dengan kewajiban perusahaan. Oleh karena
itu, teori ini berorientasi pada neraca (balance sheet oriented). Aset dinilai
dan neraca disajikanuntk mengetahui dan mengukur perubahan hak dan kekayaan
pemilik, sedangkan penghasilan dan biaya dianggap sebagai kenaikan atau penurunan
harta kekayaan pemilik bukan dianggap berasal dari investor atau pengambilan
pemilik sehingga biaya dan dividen adalah pengambilan modal.
Beberapa istilah akuntansi yang
dipengaruhi oleh teori ini adalah seperti penyajian divide per share, earning
per share, equity method dalam pencatatan perkiraan investasi pada perusahaan lain dan lain-lain.
2.
Teori Entitas
Teori entitas memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda
dari pihak yang menyediakan modal pada entitas. Secara sederhana, unit bisnis,
bukan pemilik, merupakan pusat kepentingan akuntansi.
Unit bisnis memiliki sumber daya perusahaan dan bertanggung jawab terhadap
pemilik maupun kreditor. Menurut teori ini, persamaan akuntansinya adalah:
Aset = Ekuitas
Aset = Utang + Ekuitas Pemegang
saham
Aset adalah hak perusahaan, ekuitas menunjukkan sumber aset yang berasal
dari kreditor atas pemilik yang merupakan kewajiban bagi perusahaan. Kreditor
dan pemilim sebenarnya adalah pemilik perusahaan yang merupakan tempat di mana perusahaan memiliki kewajiban. Baik kreditor dan pemegang saham adalah pemilik ekuitas, meskipun mereka
memiliki hak yang berbeda terkait dengan income, control, risiko,dan likuidasi. Laba adalah milik perusahaan sebelum dibagikan kepada pemilik.
Teori ini
berorientasi pada laporan laba rugi (income statement oriented).
Pertanggungjawaban pada pemilik dilakukan dengan cara mengukur pestasi kegiatan
dan prestasi keuangan yang ditunjukkan perusahaan. Dengan demikian, income
merupakan kenaikan equity pemilik atau kenaikan kewajiban perusahaan kepada
pemilik. Setelah dikurangi hak kreditor kenaikan equity pemilik terjadi setelah
dividen dikeluarkan dan laba ditahan tetap dianggap sebagai hak milik
perusahaan sampai suatu saat dibagikan. Dalam teori ini pajak dan bunga pinjaman
dianggap sebagai bagian laba untuk pemerintah dan kreditor. Oleh karena itu,
bukan biaya.
Beberapa pengaruh teori ini pada
pencatatan dan penyajian akuntansi adalah :
§ Penggunaan
LIFO dalam menilai persediaan pada masa inflasi. Metode ini lebih baik dalam penentuan pendapatan
dari pada FIFO di masa inflasi.
§ Penyajian
laporan keuangan konsolidasi.
§ Definisi
tentang revenuedan expenses yang lazim sesuai dengan konsep ini
3. Teori dana (Fund Theory)
Menurut teori yang dikemukakan W.Y Vatter (1995) ini yang menjadi perhatian
bukan pemilik dan bukan pula perusahaan, tetapi sekelompok aset yang ada dan
kewajiban yang harus ditunaikan disebut fund yang masing-masing pos memiliki
aturan dalam penggunaannya. Dengan
demikian teori dana menganggap bahwa unit usaha merupakan sumber ekonomi (dana) dan kewajiban yang
ditetapkan sebagai pembatasan-pembatasan terhadap penggunaan aset atau dana
tersebut.
Persamaan akuntansinya adalah:
Aset = Pembatasan Aset
Dalam
persamaan ini unit akuntansi didefinisikan dalam istilah aset, dan
penggunaan aset ini adalah terbatas. Kewajiban merupakan suatu pembatasan
ekonomi secara hukum terhadap penggunaan aset. Teoi dana ini memusatkan
perhatian pada harta atau aset centered dalam arti kata yang menjadi pusat
perhatiannya adalah penggunaan aset yang dibatasi. Teori ini berorientasi pada
laporan sumber dan penggunaan dana. Laporan ini menggambarkan sumber dari mana
dana dan ke mana penggunaan dana perusahaan. Umumnya teori ini berlaku untuk
organisasi pemerintah atau non profit (nirlaba).
4. The enterprise Theory
Sejalan
dengan kemajuan sosial dan meningkatnya pertanggungjawaban publik oleh
perusahaan, maka konsep teoritis akuntansi juga berubah. Dalam konsep teori ini
yang menjadi pusat perhatian adalah keseluruhan pihak atau kontestan yang
terlibat atau yang memiliki hubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan
perusahaan. Misalnya, pemilik, manajemen, masyarakat, pemerintah, kreditor,
pegawai dan pihak yang berkepentingan lainnya. Dalam teori ini pihak-pihak ini
harus diperhatikan dalam penyajian informasi laporan keuangannya. Menurut teori
ini akuntansi jangna hanya mementingkan informasi bagi pemilik perusahaan, tetapi juga pihak lainnya juga
yang memberikan kontribusi langsung dan
tidak langsung kepada eksistensi dan keberhasilan suatu perusahaan atau
lembaga.
F. PRINSIP-PRINSIP
DASAR AKUNTANSI
Banyak pihak
baik komite maupun perseorangan yang memberikan prinsip dasar akuntansi
tersebut. Antara yang satu dengan yang lain kadang memiliki kadang memiliki
perbedaan dan juga persamaan. Berikut ini akan kita berikan beberapa pendapat
tersebut.
Standar Akuntansi Keuangan Indonesia
memberikan dua asumsi dasar yaitu :
a.
Dasar Acrual
Artinya
dalam menyusun laporan keuangan pengakuan tansaksi didasarkan pada kejadian
atau perisiwa bukan didasarkan pada transaks kas.
b.
Kelangsungan Usaha
Laporan
keuangan disusun berdasarkan asumsi bahwa entity yang dimaksud akan melanjutkan
usahanya, da;lam asumsi dasarnya tidak ada maksud untuk melakukan likudasi.
APB Statement No.4 memberikan smbilan prinsip dasar akuntansi sebagai
berikut :
a. The cost Principle
Menurut pendapat ini, cost principle atau disebut juga acquisition cost adalah
dasar penilaian yang tepat untuk mencatat perolehan barang, jasa, biaya, harga pokok dan equity.
Dengan kata lain, setiap perkiraan dinilai berdasarkan harga pertukarannya pada tanggal perolehan.
Menurut pendapat ini, cost principle atau disebut juga acquisition cost adalah
dasar penilaian yang tepat untuk mencatat perolehan barang, jasa, biaya, harga pokok dan equity.
Dengan kata lain, setiap perkiraan dinilai berdasarkan harga pertukarannya pada tanggal perolehan.
APB statement No.4 mendefinisikan
cost sebagai berikut :
Cost adalah suatu jumlah tertentu
yang diukur dalam bentuk uang dari kas yang dibelanjakan atau barang
lain yang diserahkan , modal saham yang dikeluarkan, jasa yang diberikan, atau
utang yang dibebankan sebagai imbalan dari barang dan jasa yang diterima atau
akan diterima.
Kelemahan dari prinsip ini yang
paling utama adalah akibat nila uang atau kemampuan daya beli yang tidak stabil
sehingga bisa terjadi kemngkinan kesalahan pembaca dalam membaca lapran
keuangan yang disajikan secara cost principle.
b.
The Revenue Principle
Prinsip ini menjelaskan sifat dan
komponen, pengukuran dan pengakuan revenue sebagai salah satu elemen penyusunan
laporan laba rugi.
G. STANDAR
(TEKNIK) AKUNTANSI
Standar atau teknik akuntansi adalah peraturan-peraturan khusus yang
dijabarkan dari prinsip dasar akuntansi, yang mengatur tentang bagaimana
standar perrlakuan catatan dan pelaporan terhadap semua transaksi dan peristiwa
ekonomi yang terjadi dalam perusahaan.
Standar ini diperlukan sebagai patokan dalam penyusunan laporan keuangan
yang baku. Dengan adanya standar ini, pihak manajemen selaku pengelola dana dan
aktivitas perusahaan dapat mencatat, mengikhtisarkan, dan melaporkan seluruh
hasil kegiatan operasional maupun financial perusahaan secara baku dan
transparan.
Standar akuntansi mencakup konvensi, peraturan dan prosedur yang telah
disusun dan disahkan oleh sebuah lembaga resmi (badan pembentuk standar) pada
saat tertentu.
Belkaoli
(1985) mengemukakan pentingnya standar akuntansi yang baku, yaitu :
a. Dapat menyajikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan kegiatan perusahaan yang dapat dipercaya kebenarannya dan memiliki daya banding,
a. Dapat menyajikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan kegiatan perusahaan yang dapat dipercaya kebenarannya dan memiliki daya banding,
b. Memberikan
pedoman bagi akuntan dalam melaksanakan pekerjaannya secara hati-hati dan
independen.
c. Memberikan
database kepada pemerintah tentang berbagai informasi yang dianggap penting
dalam menghitung pajak penghasilan, peraturan tentang perusahaan, perencanaan
dan pengaturan ekonomi, dan peningkatan efiesiensi ekonomi, serta tujuan-tujuan
makro lainnya.
d. Menarik
perhatian parah ahli dan praktisi di bidang teori dan standar akuntansi.
Mengenai pihak-pihak yang dianggap
memiliki peranan yang besar dalam proses perumusan standar akutansi, Belkoei
(1985) membaginya kedalam 3 fase sebagai berikut:
1. Fase Peranan
Manajemen (1900-1933)
Dalam periode ini, manajemen dianggap memiliki peranan
yang besar dalam perumusan standar akuntansi. Peranan ini muncul sebagai akibat
dari bertambahnya investor dan peranannya yang besar dalam mengembangkan
perusahaan.
Dengan
adanya pemisahan fungsi antara pemilik dan manajemen telah menimbulkan atau
memberikan kekuasaaan yang besar pada manajemen untuk mengelola dan
mengendalikan perusahaan. Laporan keuangan disiapkan oleh manajemen sebagai
bentuk pertanggungjawabannya kepada pemilik.
Dalam periode ini, metode yang dipakai dalam
memecahkan masalah akuntansi yang timbul adalah lebih bersifat Pragmatis, bukan
berdasarkan teori akuntansi yang ada. Yang
menjadi pusat perhatian manajemen pada saat itu adalah besarnya laba kena pajak
dan upaya untuk mengurangi pajak.
2. Fase Peranan
Profesi (1933-1973)
Dalam periode ini, perumusan standar akuntansi
didominasi oleh profesi, dimana organisasi mulai tumbuh dan berkembang dengan
pusat. Dalam periode ini pula (tahun 1934), SEC untuk pertama kalinya dibentuk,
dimana peran utamanya adalah mengatur penerbitan dan transaksi perdagangan
sekuritas oleh emiten kepada khalayak ramai (public). Atas desakan SEC, pada
tahun 1939, AICPA membentuk Committee on 51 Accounting Procedure (CAP).
Pada tahun 1959, AICPA mendirikan Accounting
Principles Board (APB). Tugas utama APB adalah mengajukan rekomendasi
secara tertulis mengenai teknik akuntansi, menentukan praktek akuntansi yang
tepat, dan mempersempit celah perbedaan-perbedaan yang ada serta
ketidak-konsistenan yang terjadi dalam praktek akuntansi saat itu.
Dalam periode ini. Asosiasi dan organisasi profesi
masih belum yakin terhadap kerangka teori yang ada, dimana kekuatan atau
otoritasnya juga tidak jelas. Oleh sebab itu, banyak sekali alternatef yang
timbul, yang pada akhirnya menciptakan fleksibilitas dalam penerapan standar
akuntansi.
3. Fase
Politisasi (1973- Sekarang)
Berbagai kelemahan yang ada pada fase peranan
manajemen dan profesi telah menimbulkan kecenderungan pada lahirnya periode
yang bersifat deduktid dan politisasi (adanya keikutsertaan pemerintah) dalam
perumusan standar akuntansi. Pada fase ini, FASB untuk pertama kalinya
dibentuk, yang merupakan peleburan dari unsur praktisi, bisnis, akademisi, dan
lembaga formal. FASB merupakan organisasi sector swasta yang bertanggungjawab
dalam pembentukan standar akuntansi di Amerika saat ini.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Aturan dan teknik akuntansi yang ada didasarkan pada pondasi teori
akuntansi. Pondasi ini dibentuk dari elemen-elemen hirarki yang berfungsi sebagai
kerangka acuan atau struktur teoritis. Pendekatan dan metodologi apapun yang
digunakan dalam penyusunan teori akuntansi, rerangka acuan atau struktur teori
yang dihasilkan didasarkan pada serangkaian elemen dan hubungan yang mengatur
pengembangan teknik akuntansi.
Struktur teori akuntansi terdiri dari beberapa elemen sebagai berikut :
1. Pernyataan tujuan laporan keuangan
2. Pernyataan postulat dan konsep teroritis akuntansi yang terkait dengan asumsi-asumsi lingkungan
dan sifat unit akuntansi. Postulat dan konsep teoritis diturunkan dari pernyataan tujuan
1. Pernyataan tujuan laporan keuangan
2. Pernyataan postulat dan konsep teroritis akuntansi yang terkait dengan asumsi-asumsi lingkungan
dan sifat unit akuntansi. Postulat dan konsep teoritis diturunkan dari pernyataan tujuan
3. Pernyataan tentang prinsip-prinsip dasar yang didasarkan pada postulat dan
konsep
teroritis.
4. Batang tubuh teknik-teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi
teroritis.
4. Batang tubuh teknik-teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi
B. KRITIK
DAN SARAN
Dalam
penyusunan makalah ini, penyusun sudah berusaha memaparkan dan menjelaskan
materi dengan semaksimal mungkin, tapi tidak menutup kemungkinan adanya
kekeliruan dalam penyusunannya, baik dari segi materi, maupun penyusunannya.
Oleh karena itu, Kami mengharapakan sumbangsih pembaca untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya, dan harapan bagi Kami, semoga makalah ini dapat memberi
manfaat mengenai Struktur Teori Akuntansi.
Jadi, sebagai saran kami dalam
mempelajari Akuntansi harus dengan cara yang teliti dan baik karena apabila
terjadi kesalahan pada pencatatan dapat merugikan perusahaan.
DAFTAR
PUSTAKA
§ Belkaoui, Ahmed Riahi. 2006. Teori
Akuntansi. Buku I Edisi 5. Salemba
Empat: Jakarta.
§ Hery. 2009. Teori Akuntansi. Kencana:
Jakarta.
§ https://dindaituchdindahoet.wordpress.com
§ Wiranyenyen.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar